Hari ini, Rabu 23 November 2022 Program Studi Sarjana Terapan Teknologi Laboratorium Medis Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta menyelenggarakan Kuliah Pakar (KUKAR) Bidang Keilmuan Hematologi bertempat di Hall Siti Baroroh Barried Lantai 4 Gedung Siti Walidah. Narasumber kuliah pakar ini adalah dr Suryanto, Sp.PK (K). Beliau adalah Dosen di FKIK Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta sekaligus praktisi di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta, Rumah Sakit AMC Yogyakarta dan Direktur Klinik Utama Hemodialisa PMI DIY. “Kuliah pakar ini merupakan rangkaian proses kegiatan belajar mengajar dengan metode tutorial (forum group discussion), harapan dari kuliah pakar ini mahasiswa Program Studi Teknologi Laboratorium Medis Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta mendapatkan persepsi yang sama terkait pemeriksaan darah lengkap dan penunjang lainnya dalam mengidentifikasi anemia” ujar Ibu Tri Dyah Astuti, S.ST., M.Kes. selaku Penanggung Jawab Mata Kuliah Pemeriksaan Laboratorium Darah Lengkap sekaligus sebagai Koordinator Akademik dan Kurikulum Program Studi Teknologi Laboratorium Medis Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.

dr Suryanto, Sp.PK (K) pada kuliah pakar ini menyampaikan bahwa anemia bukanlah suatu penyakit, melainkan gejala. Anemia secara patofisiologi terjadi akibat kehilangan banyak darah, defisiensi (besi, asam folat dan vitamin B12), gangguan pembentukan eritrosit (sel darah merah) dan peningkatan destruksi eritrosit. Secara morfologi eritrosit, anemia dibedakan menjadi anemia mikrositik hipokromik, anemia normositik normokromik dan anemia makrositik.

dr Suryanto, Sp.PK (K) menambahkan, parameter pemeriksaan untuk diagnosis anemia yang paling utama adalah kadar haemoglobin (Hb) karena berkaitan dengan kemampuannya mengikat oksigen. Namun, untuk mengidentifikasi penyebab anemia maka diperlukan pemeriksaan darah penunjang lainnya. Adapun pemeriksaan darah penunjang tersebut antara lain: indeks eritrosit (MCV, MCH, MCHC), morfologi eritrosit, retikulosit, red cell distribution of width (RDW), corrected reticulocyte correct (CRC), reticulocyte production index (RPI), immature reticulocyte fraction (IRF), reticulocyte hemoglobine equivalent (Ret-He).

dr Suryanto, Sp.PK (K) juga menyampaikan kesalahan-kesalahan pada saat pemeriksaa terjadi pada tahapan pra-analitik, analitik dan bahkan saat pasca analitik. Pada tahapan pra-analitik, perlu diperhatikan dalam pengambilan specimen, specimen yang baik adalah specimen darah yang tidak hemolisis. Selain itu, juga perlu diperhatikan identitas pasien lengkap dan memastikan ulang data pasien sebelum pemeriksaan dilakukan. Sedangkan pada tahapan analitik, jarangnya kalibrasi instrument dapat mempengaruhi hasil dan quality control pada seluruh pemeriksaan. Hasil quality control berupa grafik akan menunjukkan kesalahan pada tahap ini, baik berupa kesalahan sistemik maupun kesalahan acak. Kesalahan acak dapat terjadi karena lampu-lampu pada instrument tidak berfungsi optimal, kesalahan pada proses pemipetan, daya arus listrik, getaran akibat meja instrument goyang dan tidak aman. Sedangkan pada tahapan post analitik, pengisian hasil secara manual dapat menyebabkan kesalahan saat pembacaan hasil akibat cara penulisannya yang tidak jelas.

Dari kuliah pakar ini, semoga mahasiswa Program Studi Sarjana Terapan Teknologi Laboratorium Medis Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta angkatan 2021 mendapatkan pemahaman komprehensif terkait anemia pada mata kuliah Pemeriksaan Laboratorium Darah Lengkap, sehingga nantinya menjadi lulusan yang kompeten.

Salam Dasyat, Salam Semangat!