Bulan ramadhan yang juga dalam masa pandemi tidak menyurutkan semangat belajar mahasiswa TLM UNISA. Setelah sukses dalam kegiatan Summertime seri 1, prodi TLM UNISA bekerja sama dengan himpunan mahasiswa TLM UNISA (HIMATELMA) kembali mengadakan kegiatan ini. Summertime merupakan kegiatan general lecture yang dikemas dalam bentuk webinar yang diperuntukkan untuk mahasiswa internal dan mahasiswa umum. Kegiatan ini dilaksanakan pada Sabtu (1/5/21) dengan materi yang dibawakan terkait mikrobiologi dan parasitologi.
Materi parasitologi disampaikan oleh Bapak Arief Musthofa, S.Si., M.Epid selaku dosen TLM UNISA yang juga bekerja di dinas kesehatan Kulon Progo sebagai ketua sie pencegahan dan pengendalian penyakit. Secara garis besar, materi yang disampaikan terkait critical point pemeriksaan malaria dengan metode konvensional atau metode slide. Metode ini merupakan metode gold standard yang digunakan untuk penegakan diagnosis malaria, sudah tentu sebagai ATLM yang bekerja di laboratorium harus mengetahui tahapan dari proses ini. Penting untuk diketahui bahwa proses pemeriksaan malaria dengan metode slide membutuhkan ketelitian dan juga keahlian, terutama dalam pembuatan sediaan serta pewarnaan. Faktor pra analitik dan analitik harus diperhatikan secara mendetail agar pada saat pembacaan dibawah mikroskop, jenis plasmodium dapat terdeteksi secara benar. Saat ini Indonesia juga tengah menjalankan program eliminasi malaria yang dicanangkan WHO di seluruh dunia, jadi sebagai ATLM kita juga harus ikut serta dalam tugas pemberantasan malaria di Indonesia.
Selain materi mengenai parasitologi, dalam webinar ini juga dipaparkan materi mengenai mikrobiologi yang disampaikan oleh dr.Inayati Habib, M.Kes., Sp.MK yang menjabat sebagai dosen tetap di fakultas kedokteran UMY serta dokter spesialis mikrobiologi klinik di laboratorium mikrobiologi klinik RSUD kota yogyakarta dan RS PKU Muhammadiyah Gamping. Materi yang dibawakan mengenai diagnosis TBC secara molekuler menggunakan Gene X-pert. Seiring dengan perkembangan zaman, beriringan juga dengan peningkatan instrumen diagnosis di laboratorium. Dr.Inayati menyampaikan bahwa penularan bakteri M.tuberculosis harus segera dihentikan, terutama dengan kebiasaan hidup yang sehat. Dalam proses identifikasi bakteri tuberculosis secara molekuler, perlu diperhatikan jumlah sampel, prosedur pengiriman, kalibrasi alat, kondisi lingkungan serta APD yang digunakan. Karena sifatnya yang menular, penanganan khusus diberlakukan untuk pemeriksaan penyakit TBC.
Kegiatan ini berjalan dengan lancar, walau dilaksanakan dalam kondisi pandemi serta pada bulan puasa. Jumlah peserta yang mengikuti acara sekitar 140 peserta yang juga aktif dalam diskusi dengan pemateri. Tak lupa doorprize juga diberikan kepada peserta yang aktif berdiskusi sebagai rasa respecful atas keaktifannya