Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) adalah suatu wadah yang dibentuk oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia. PKM dilaksanakan pertama kali pada tahun 2001, yaitu setelah dilaksanakannya program restrukturisasi di lingkungan Ditjen Dikti. Kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang selama ini sarat dengan partisipasi aktif mahasiswa, diintegrasikan ke dalam satu wahana, yaitu PKM. PKM dikembangkan untuk mengantarkan mahasiswa mencapai taraf pencerahan kreativitas dan inovasi berlandaskan penguasaan sains dan teknologi serta keimanan yang tinggi. Dalam rangka mempersiapkan diri menjadi pemimpin yang cendekiawan, wirausahawan serta berjiwa mandiri dan arif, mahasiswa diberi peluang untuk mengimplementasikan kemampuan, keahlian, sikap, tanggungjawab, membangun kerjasama tim maupun mengembangkan kemandirian melalui kegiatan yang kreatif dalam bidang ilmu yang ditekuni. Secara garis besar PKM dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu PKM Proposal kegiatan yang meliputi PKM Penelitian (PKM-P), PKM Pengabdian kepada Masyarakat (PKM-M), PKM Kewirausahaan (PKM-K), PKM Penerapan Teknologi (PKM-T) dan PKM Karsa Cipta (PKM-KC) yang selanjutnya disebut PKM 5 bidang, dan PKM Proposal karya tulis yang selanjutnya disebut PKM-KT.
Prodi D4 Teknologi Laboratorium Medis (TLM) Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta turut berpartisipasi dalam kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dan berhasil meloloskan satu tim mahasiswanya untuk di danai pada program PKM bidang Kewirausahaan tahun 2018 dengan menghasilkan karya berupa D’LIPS (Dragon Lipgloss). Tim PKM yang lolos tersebut terdiri dari Syifa Nur Fadilah, Risna Irawati, Ika Indah Sekar Ayu, Novia Armeda, dan Eka Devi Rahmawati. Berawal dari maraknya penggunaan kosmetik dimana bukan hanya kaum hawa, kaum adam pun kini mulai memanfaatkan kosmetik. Kecantikan semakin berkembang dan berkembang dari masa ke masa, bukan lagi hanya menjadi sebuah keinginan, melainkan sudah menjadi sebuah kebutuhan yang akhirnya berdampak pada semakin meningkatnya industri kosmetik di dunia, termasuk juga di Indonesia yang tidak terlepas dari gaya hidup modern saat ini. Salah satu jenis kosmetik yang banyak digunakan di kalangan masyarakat dan dapat membuat penampilan lebih menarik adalah lipstik. Hasil pengawasan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) pada tahun 2005 dan 2006 di beberapa provinsi menunjukkan bahwa terdapat 27 merek kosmetika yang mengandung bahan yang dilarang digunakan dalam sediaan kosmetika. Salah satu yang termasuk di dalamnya adalah zat warna rhodamin B dan merah K3 (Widana dan Yuningrat, 2007). Penggunaan rhodamin B pada kosmetik dalam waktu lama akan mengakibatkan kanker dan gangguan fungsi hati. Bila terpapar rhodamin B dalam jumlah besar maka dalam waktu singkat akan terjadi gejala akut keracunan rhodamin B. Jika terpapar pada bibir dapat menyebabkan bibir pecah-pecah, kering, gatal, bahkan kulit bibir terkelupas (Yulianti, 2007). Dari uraian tersebut, tim PKM-K D4 Teknologi Laboratorium Medis Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta membuat suatu inovasi produk kosmetik yang menggunakan alternatif bahan pewarna alami yang aman dan tidak menimbulkan efek samping bagi pengguna kosmetik yang disebut dengan Dragon Lipgloss (D’LIPS). D’LIPS memanfaatkan kulit buah naga merah (Hylocereus costaricensis) sebagai pengganti pewarna sintetik pada lip gloss, hal ini dikarenakan kulit buah naga mengandung zat perwarna alami (pigmen antosianin) yang terkandung dalam kulit buah naga yang memiliki manfaat sebagai antioksidan pada lip gloss yang akan dijadikan produk, yang dapat menangkal radikal bebas. Dengan proses pembuatan hingga pengemasan yang mudah dan memiliki jaminan mutu serta tingkat ekonomis tinggi, D’LIPS diharapkan mampu memberikan jawaban terutama dalam dunia kesehatan dan dunia kewirausahaan Indonesia sebagai produk pionir asli dari Indonesia. (SNF)
Video Promosi D’lips